Blogroll


ShoutMix chat widget

28 Apr 2010

SECUIL UNAS


SEDIKIT KISAH UNAS

     UNAS adalah salah satu ujian yang harus ditempuh adik-adik kelas XII SMA untuk mendapatkan nilai akhir dari kerja kerasnya dari kelas X. Diplot sebagai media untuk mendidik seseorang menjadi cerdas dan berkembang ada pula ide yang demikian tentang UNAS. Dan masih banyak persepsi yang lain lagi tentang ujian nasional. Dan pembaca silahkan mempersepsikan UNAS itu menurut pengetahuan pembaca sendiri.
     UNAS telah usai. Adik-adik yang duduk dikelas XII SMA sudah bisa melihat hasil kerjanya selama belajar di SMA. Pada tanggal 26 April kemarin jam 12.00 WIB kelulusan diumumkan. Sorak sorai keceriaan tercoreng di senyuman anak-anak yang saat itu merasakan kelulusan. Bak dunia ada siang ada malam ada hitam ada putih, ada juga yang bersedih dan tidak bisa berkata-kata karena tidak lulus. Tetes eluh membanjiri wajahnya.
     Sorak sorai mereka luapkan, ada yang mendapat nilai yang sangat memuaskan, ada yang mendapat nilai pas-pasan juga bervariasi sesuai hasil mereka. Tapi benarkah itu sesuai dengan kemampuan mereka ? Benar-benarkah itu kerja keras mereka ?... INI YANG PERLU DITILIK ULANG! Beberapa siswa sangat jengkel meski mendapat nilai yang lumayan, karena mereka tahu bahwa itu tidak adil. Menurut saya hasil UNAS tidak mewakili kemampuan siswa. Karena banyak siswa yang kemampuan dibawah standar namun mendapat hasil UNAS yang memuaskan. Patutkah nilai itu anda banggakan ?. Ada yang benar-benar kerja keras dan nilainya pas saja, ada yang tanpa kerja keras namun nialinya “istimewa”. Pasti sakit hati mereka yang tahu dibalik bobroknya pelaksanaan  UNAS
     Dilain sisi UNAS membuat orang menjadi irasional, karena takut tidak lulus tidak sedikit anak yang pergi ke dukun, memohon agar UNASnya lulus. Meski takdapat dipungkiri di Indonesia juga ada penganut kejawan yang sarat dengan dukun dan peramal, tetapi jika dikembalikan lagi hubunganya dengan UNAS? . . Ada juga yang menjadi ingat sama Yang Mahakuasa karena UNAS saja. Tapi ketika waktunya lulusan apa mereka juga masih “nyebut marang sing kuasa”
     Lalu buat apa mereka belajar selama 3 tahun di sekolah menengah, ketika ada yang mendapat kunci jawaban atau kisi2soal yang sama dengan soal UNAS ? GA usah belajar selama 3 tahun juga dapat lulus UNAS. “wong  yo ga nggawe utek” “sing penting nduwe duit” . Lalu untuk apa UNAS ? sebagai obyek / proyek semata saja ?, atau hanya sebagai syarat ?. Apa jadinya SDM di Indonesia kalau terus-terusan kayak gini. Apa yang terjadi 20 atau 50 tahun lagi.
     Ketika saya sedang ngobrol dengan beberapa rekan ada yang bilang ”biarlah mereka lakukan seperti itu toh sekarang ini dia belum memanen, namun masih menanam. Dan siapa yang menanam pasti akan memanen”.

0 comments:

Posting Komentar

K O M E N T A R