Cerita Perjalanan Ke MAGELANG
Hari Rabo, 2 Maret 2011, saya melakukan perjalanan ke Magelang dalam rangka mengirim proposal ke pembuatan body bis Trisakti Karoseri. Saya berangkat ke magelang bersama mas Andy Tiansyah. beliau adalah rekan saya dari Malang BusLover.
Perjalanan di mulai dari terminal Arjosari Malang. Sebelum berangkat saya nongkrong-nongkrong di warung Pariwisata milik pak Hartono. Pak Hartono adalah sesepuh Malang BusLover. Sambil menunggu mas Andi, yang lebih dikenal dengan julukan mas bumel, saya menikmati Bus yang berlalu lalang. ada Menggala, Hafana, Restu, Akas, Harapan baru, Zena, Dhana Dhasih. Tak lama berselang nada sms handphone saya berdering, ada pesan dari mas Andi "Kita putuskan kita sarkawi" dan saya balas "ok bos siap !!". Lalu saya mengecek harga normal tiket ke magelang kepda pengurus PO. Handoyo. Dan harga tiketnya 85.000,-. Di antrian Bus malam dipenuhi 5 Handoyo, 1 Zena, 2 OBL, 1 Nusantara. ini adalah bus menuju jalur barat, jalur Bali telah berangkat dahulu.
Setelah mas Andi datang kami langsung menuju TKp yaitu pintu TPR. namun sayang negosiasi tidak membuahkan hasil. Bus dah berhenti tapi setelah kami bersusah mengejarnya bus itu jalan lagi, padahal tinggal 2 meter saja. Hmmm pusing juga.. " piye Duz ? " tanya mas Andi. "Ya terserah mas..ngarambes wes manuk tot ". Akhirnya kami merundingkan beberapa opsi antara naik NS96/OBL. Pilihan jatuh pada sarkawi OBL. Kami membayar 160.000 untuk ke Magelang. Negosiasi dengan pak Andri deal dan kami sepakat menunggu di TPR, biar aman. Pak Andri adalah salah satu kru bus OBL.
Bus berangkat, kami bersiap untuk "nggandol" heheheh. Murah meriah sampai tujuan dengan selamat. Selama perjalanan saya ngobrol2 sama mas Andi. Bus melaju pelan meninggalkan kota dingin Malang menuju Magelang melalui jalur tengah. Di Purwosari kami melihat tabrakan antara bus Dalimas body Scorpion King dan Truk angkutan barang, yang sering disebut truk Goprak.
Waktu terus berjalan, hari semakin malam. Kami bersiap untuk tidur. Mas Andi langsung membujurkan badannya di "Kandang Macan". Kandang Macan itu sendiri adalah istilah tempat untuk tidur kru yang terletak di bagian bus paling belakang.
1525, berbalut Travego Adiputro terus melaju melibas jalanan yang keriting. Beginilah jalanan antar Propinsi di indonesia, Aspalnya keriting karena tak kuasa menahan beban puluhan ton yang setiap hari menindih polesan hitam pelicin jalan itu. Saya langsung menset recelaning set aga condong memposisikan untuk tidur. Namun tetap saja tidak enak karena berada di atas AS roda jadi getaran terasa hebat. Akhirnya saya berpindah di deretan HAI paling belakang. Ahoy zzzz.... mari tidur dulu.
00.55 saya terbangun, bus sudah memasuki Kabupaten Ngawi. Kabupaten perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah melewati jalur keriting, Kertosono-Ngawi kini saatnya untuk mengisi perut di RM DUTA. Santapan yang masih kurang memuaskan, namun masih mampu untuk ganjal perut kami.
01.25 RM DUTA kami tinggalkan dengan perlahan. Oh ya baru saat ini saya naik bus dengan sopir yang sangat patuh dengan lalu lintas. Namanya pak Riyanto. Kakek yang telah berumur di atas 60 tahun itu masih harus memegang kemudi yang sebenarnya pantas untuk anak atau cucunya. begitu perlahan tapi pasti kami masuk kota Sragen. Sejenak saya tidur, menabung tenaga esok pagi karena perjalanan masih panjang.