Saya mengelus dada ketika melihat teman-teman saya orang jawa namun tidak bisa bahasa Jawa. Saya orang Jawa, besar dan hidup di Jawa pula. rumah saya desa jauh dari keramaian kota. Saya mengenal ramainya kehidupan kota ketika saya berumur 16 Tahun saat Saya SMA. mulai disini saya mengenal berbagai orang dari berbagai macam suku.
Kemudian saya melanjutkan belajar D3 bahasa Jepang di universitas Brawijaya Malang. Disini saya mempunyai banyak teman, baik yang dari suku luar jawa dan juga suku jawa. saya terhenyak ketika ada teman saya orang jawa tapi tidak bisa bahasa jawa, oh sungguh terlalu. Bahkan teman saya yang belajar bahasa jepang sampai lupa dengan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. ini lebih keterlaluan lagi. apakah orang ini benar-benar lupa atau nglali. enggak e loh sakjane sampean iku urip e neng endhi opo urip teko londo kok iso lali boso indonesia. Boleh lah kita belajar bahasa negeri orang lain, tapi jangan lha kita sampai lupa dengan budaya, dan bahasa negeri sendiri.
Teman-teman falsafah jawa memiliki budi pekerti yang luhur, meskipun juga punya kejanggalan. namun demikian sudah seharusnya kita menghormati falsafah orang jawa karena kita hidup juga tak lepas dari pulau jawa dan budaya jawa. Banyak ajaran jawa yang sanagt luar biasa maknanya, malah terlalu sering dilupakan sepertinya.
0 comments:
Posting Komentar
K O M E N T A R